Tahun 2014 merupakan akhir PNPM yang bagi
sebagian awam memang identik dengan SBY, karena memang di Palu tahun 2007
Presiden SBY mencanangkan program ini, meskipun sebelumnya sudah ada
PPK (Program Pengembangan Kecamatan) yang di pedesaan sedang yang di
perkotaan P2KP. setiap program tidak akan 100% berjalan sesuai yang
diharapkan, yang namanya plus minus selalu ada. Penilaian keberhasilan
sebuah program juga tidak lepas dari siapa yang menilai, subyektifitas
kadang lebih dominan dibandingkan obyektifitas.
Dalam sebuah kunjungan seorang pejabat menyampaikan bahwa dari sekian
Capres hanya ada seorang yang tidak terlihat komitmen dan concern nya
terhadap program ini. Jadi pada umumnya Capres 2015-2020 punya komitmen
dan concern terhadap program. Tentu tidak hanya Capresnya yang concern
harus juga didukung lembaga legislatifnya. Walaupun beliau yang di DPR
tingkat Kabupaten kadang sangat minus sekali pengetahuan tentang
Program. Pernah suatu saat penulis memfasilitasi Musrenbagdes yang
kebetulan waktu itu bersama salah satu anggota Dewan, eh beliaunya
bertanya,”yang disampaikan apa Mas?’ kontan saja penulis menyodorkan
materi petunjuk Musrenbangdes.
Kembali ke masa depan PNPM pasca 2014, kalau Program ini berhenti akan
banyak pengangguran baru yang saat ini sudah dekat dengan masyarakat,
akan juga muncul masalah buat anak fasilitator yang tidak mampu
melanjutkan studi karena orang tuanya tidak punya saving sewaktu masih
aktif sebagai fasilitator. ada lagi yang punya balita terlanjur
mengkonsumsi Susu Produk mahal sejenis yang di iklan TV, akankah diganti
dengan Tajin (air beras waktu menanak nasi). Fasilitator adalah aset
pemerintah siapapun yang jadi nanti. Fasilitatorlah yang mengawal
pembangunan bottom up, dan PNPM lah yang lebih mengajak masyarakat
terlibat dalam pembangunan mulai dari tahap Perencanaan Pelaksanaan dan
Pelestarian. TPK (Tim Pengelola Kegiatan ) adalah CV yang tanpa SIUJK,
TDP, dan keanggotaan asosiasi tapi mampu melaksanakan pembangunan di
Desa dengan mengandalkan BOP (biaya operasional pelaksanaan) sebesar 3%
dari Nilai Fisik. Dengan memberi kesempatan pada masyarakat untuk
melaksanakan sendiri berarti telah memberi kepercayaan sehingga semakin
yakin bahwa tanpa kontraktorpun mereka mampu.
Tulisan ini semoga membuka wawasan berfikir kita agar ikut mendukung
keberlanjutan PNPM baik yang perkotaan maupun Perdesaan. Selamat Datang
Pemimpin baru 2015, dukunglan keberlanjutan PNPM walaupun Fasilitatornya
ada yang tidak mendukungmu. Buanglah jauh-jauh ego parpolmu dan jangan
berfikir bahwa PNPM adalah made in Parpol tertentu. Bravo Pemimpin baru
pendukung PNPM.
Super..
BalasHapus