
...
Bupati Bantaeng, Nurdin Abdullah, memberikan testimoni pada Temu Nasional V Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri di Hotel Crown Plaza, Jakarta, Selasa, 4 Desember. Selain Nurdin juga tampil Wamenkum HAM Denny Indrayana.
Di hadapan ratusan peserta Temu Nasional V PNPM tersebut, Nurdin mengatakan, Bantaeng dulu adalah pusat pemerintahan Belanda, sehingga dia merasa ada potensi yang sangat besar di daerahnya. Karenanya, pada periode dia menjabat bupati, dia mencoba menggali potensi itu.
Menurut Nurdin, di Bantaeng ada 46 desa, setiap desa ada perencanaan, punya Rencana Kerja Pembangunan (RKP) desa yang disinergikan dengan PNPM. "Masyarakat kita bankable, tapi tidak punya kemampuan. Ada teman-teman Akses yang sangat berperan membantu kami. Makanya, kami gulirkan Rp36 miliar tanpa bunga," jelasnya.
Hal itu, sebut Nurdin, sangat membantu penguatan modal dalam tiga tahun terakhir. Dari dana tanpa bunga yang digulirkan itu, ada Rp25 miliar dialokasikan ke koperasi dan inilah yang menopang sektor pertanian di Bantaeng.
Menurutnya, PNPM telah membuka akses produksi, dan akses pasar. "Kita berhasil membuka agrowisata, juga membuka wisata pantai, Pantai Marina yang menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Sulsel," jelasnya.
Di agrowisata, sebut dia, Bantaeng punya apel dan strawberry. Ada talas safira diekspor ke Jepang, juga ada manggis yang akan dikerjasamakan dengan Taiwan. Pertumbuhan ekonomi juga cukup tinggi sekitar 8,3 persen. Pendapatan perkapita juga naik sejak 2007 dari Rp5 juta menjadi Rp12 juta pada 2012. "Angka pengangguran turun mejadi 4,5 persen sejak 2007," paparnya.
Nurdin menambahkan, memang desa adalah ujung tombak peningkatan kesejahteraan masyarakat. Namun sebut dia, yang menghantui masyarakat yang sebagian besar petani di Bantaeng adalah bibit impor. Makanya sebut Nurdin, mereka kemudian menjadikan Bantaeng sebagai pusat benih berbasis teknologi.
(Sumber www.fajar.co )
READ MORE - Bupati Bantaeng Beri Testimoni di Temu Nasional PNPM